Senin, 03 Desember 2012

Mengobati Penyakit Jantung Bawaan Anak Tanpa Operasi (non operasi)

Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran, anak-anak penderita Penyakit jantung bawaan (PJB) tidak perlu lagi harus dioperasi atau bedah. Tindakan intervensi non-bedah telah banyak dilakukan banyak pusat-pusat jantung anak, termasuk di Indonesia. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan masalah yang cukup menonjol dalam bidang kesehatan anak. Satu dari 100 bayi yang lahir menderita PJB, mulai dari jenis yang ringan sampai yang berat atau kompleks. Dengan jumlah kelahiran bayi sekitar 4,5 juta per tahun saat ini, maka di Indonesia diperkirakan tidak kurang dari 45.000 bayi baru lahir akan menyandang penyakit jantung bawaan. PJB memberikan kontribusi yang penting terhadap tingginya angka kematian bayi di suatu negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sekitar 30 persen bayi atau anak yang menderita PJB harus mengalami tindakan koreksi berupa operasi atau tindakan intervensi pada waktu yang optimal, agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Meskipun sampai saat ini disepakati bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan PJB dan penelitiannya pun masih terus dilakukan, namun perkembangan pengobatan PJB pada anak sudah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Perkembangan yang paling signifikan saat ini adalah tindakan intervensi non-bedah yang telah banyak dilakukan di banyak pusat-pusat jantung anak, termasuk di Indonesia. Tanpa Operasi atau Tanpa Bedah Anak-anak penyandang PJB sebagian besar harus mengalami tindakan operasi yang tentu saja mempunyai risiko tidak kecil. Selain sangat menimbulkan kekhawatiran pada orangtua dan keluarga, tindakan orperasi jantung terbukan (dengan by-pass) pada anak memerlukan berbagai fasilitas yang memadai mulai dari ruang operasi, perawatan intensif (ICU), serta tenaga profesional terdidik dan terlatih, seperti ahli bedah jantung, anestesi, perfusionis, dan perawatan terlatih. Di samping itu, pasien anak juga memerlukan perawatan lebih lama dibanding pasien dewasa. Tambahan lagi, tindakan operasi akan meninggalkan bekas luka bedah di sekitar dada atau dinding dada. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran, khususnya dalam bidang intervensi kardiologi anak (interventional pediatric cardiology), sebagian anak-anak penderita PJB tidak perlu lagi mengalami operasi atau pembedahan. Beberapa PJB yang sering ditemukan, seperti PDA (patent ductus arteriosus), ASD (atrial septal defects), dan VSD (ventricular septal defects) dapat dikoreksi dengan menggunakan ‘perangkat’ berupa Coils atau Amplatzer Occluder. Intervensi untuk PJB Beberapa PJB dapat dikoreksi dengan Amplatzer Occluder, antara lain: PDA (Patent Ductus Arteriosus) PDA adalah kelainan pada saluran yang menghubungkan antara pembuluh darah yang ada di jantung (aorta dan arteri pulmonalis). PDA menempati 5-19 persen porsi kasus PJB yang ada dan lebih sering ditemukan pada anak perempuan. Saat ini pengobatan PDA dengan prosedur intervensi (transcatheter closure) sudah merupakan metode terpilih sejak dekade terakhir. Kecuali bila ukuran PDA tidak sesuai, misalnya terlalu besar atau terjadi pada bayi-bayi kecil, termasuk bayi baru lahir. PDA memerlukan penutupan untuk menghindari terjadinya gagal jantung. Penutupan dilakukan dengan menggunakan perangkat (Coils dan Amplatzer Duct Onccluder) melalui prosedur seperti kateterisasi jantung biasa. Banyak studi yang dilakakukan di pusat-pusat pelayanan jantung diseluruh dunia menunjukkan bahwa prosedur penutupan PDA tanpa operasi ini sangat efektif dengan tingkat keberhasilan sampai 99%. ASD (Atrial Septal Defects) ASD sekitar 19% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Sering kali tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi bila sudah parah anak akan menunjukkan gejala sesak napas, cepat lelah dan exercise intolerance (kemampuan beraktivitas) menurun. Dulu, ASD harus dikoreksi dengan tindakan bedah menggunakan prosedur operasi terbuka (open heart surgery), dengan mesin paru-jantung, yang tentu saja mempunyai risiko yang tidak kecil. Kini, teknik penutupan ASD tanpa operasi dengan menggunakan perangkat (transcatheter closure) merupakan salah satu pilihan yang sudah banyak dikerjakan di seluruh dunia dengan hasil yang sangat memuaskan. Penutupan ASD dengan menggunakan Amplatzer Septal Occluder (ASO) telah banyak dilaporkan menunjukkan efektivitas yang tinggi dan aman. VSD (Ventricular Septal Defects) Merupakan jenis PJB yang paling sering ditemukan pada anak dengan persentasi sekitar 20%-25%. VSD dapat menimbulkan peningkatan aliran darah menuju paru-paru sehingga dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung. Penutupan VSD dengan prosedur intervensi menggunakan Amplatzer Ventricle Occluder (AVO) merupakan suatu alternatif pengobatan tanpa operasi. Penutupan VSD dengan menggunakan AVO cukup efektif dan aman, namun perlu diwaspadai terjadinya komplikasi yang berupa terhambatnya aliran pembuluh darah secara total pada atrioventricular (AV block). Komplikasi ini dapat terjadi akibat pemasangan perangkat AVO dengan ukuran yang lebih besar daripada ukuran defeknya (kelainannya).

Sabtu, 17 November 2012

TEMPAT ROH - ROH DI DALAM BADAN...

Tempat roh manusia, roh kehidupan, di dalam badan ialah dada. Tempat ini berhubung dengan pancaindera dan deria-deria. Urusan atau bidangnya ialah agama. Pekerjaannya ialah mentaati perintah Allah . Dengan peraturan-peraturan yang ditentukan-Nya, Allah memelihara dunia nyata ini dengan teratur dan harmoni. Roh itu bertindak menurut kewajipan yang ditentukan oleh Allah, tidak menganggap perbuatannya sebagai perbuatannya sendiri kerana dia tidak berpisah dengan Allah. Perbuatannya daripada Allah; tidak ada perpisahan di antara ‘aku’ dengan Allah di dalam tindakan dan ketaatannya. “Barangsiapa percaya akan pertemuan Tuhannya hendaklah mengerjakan amal salih dan janganlah ia sekutukan sesuatu dalam ibadat kepada Tuhannya”. (Surah Kahfi, ayat 110). Allah adalah esa dan Dia mencintai yang bersatu dan satu. Dia mahu semua penyembahan dan semua amal kebaikan, yang Dia anggap sebagai pengabdian kepada-Nya, menjadi milik-Nya semata-mata, tidak dikongsikan dengan apa sahaja. Jadi, seseorang tidak memerlukan kelulusan atau halangan daripada sesiapa pun di dalam pengabdiannya kepada Tuhannya, juga amalannya bukan untuk kepentingan duniawi. Semuanya semata-mata kerana Allah. Suasana yang dihasilkan oleh petunjuk Ilahi seperti menyaksikan bukit-bukti kewujudan Allah di dalam alam nyata ini; kenyataan sifat-sifat-Nya, kesatuan di dalam yang banyak, hakikat di sebalik yang nyata, kehampiran dengan Pencipta, semuanya adalah ganjaran bagi amalan kebaikan yang benar dan ketaatan tanpa mementingkan diri sendiri. Namun, semuanya itu di dalam taklukan alam benda, daripada bumi yang di bawah tapak kaki kita sehinggalah kepada langit-langit. Termasuk juga di dalam taklukan alam dunia ialah kekeramatan yang muncul melalui seseorang, misalnya berjalan di atas air, terbang di udara, berjalan dengan pantas, mendengar suara dan melihat gambaran dari tempat yang jauh atau boleh membaca fikiran yang tersembunyi. Sebagai ganjaran terhadap amalan yang baik manusia juga diberikan nikmati di akhirat seperti syurga, khadam-khadam, bidadari, susu, madu, arak dan lain-lain. Semuanya itu merupakan nikmati syurga tingkat pertama, syurga dunia. Tempat ‘roh perpindahan atau roh peralihan’ ialah di dalam hati. Urusannya ialah pengetahuan tentang jalan kerohanian. Kerjanya berkait dengan empat nama-nama pertama bagi nama-nama Allah yang indah. Sebagaimana dua belas nama-nama yang lain empat nama tersebut tidak termasuk di dalam sempadan suara dan huruf. Jadi, ia tidak boleh disebut. Allah Yang Maha Tinggi berfirman: “Dan bagi Allah jualah nama-nama yang baik, jadi serulah Dia dengan nama-nama tersebut”. (Surah A’raaf, ayat 180). Firman Allah di atas menunjukkan tugas utama manusia adalah mengetahui nama-nama Tuhan. Ini adalah pengetahuan batin seseorang. Jika mampu memperolehi pengetahuan yang demikian dia akan sampai kepada makam makrifat. Di samalah pengetahuan tentang nama keesaan sempurna. Nabi s.a.w bersabda, “ Allah Yang Maha Tinggi mempunyai sembilan puluh sembilan nama, siapa mempelajarinya akan masuk syurga” . Baginda s.a.w juga bersabda, “Pengetahuan adalah satu. Kemudian orang arif jadikannya seribu” . Ini bermakna nama kepunyaan Zat hanyalah satu. Ia memancar sebagai seribu sifat kepada orang yang menerimanya. Dua belas nama-nama Ilahi berada di dalam lengkungan sumber pengakuan tauhid “La ilaha illa Llah” . Tiap satunya adalah satu daripada dua belas huruf dalam kalimah tersebut. Allah Yang Maha Tinggi mengurniakan nama masing-masing bagi setiap huruf di dalam perkembangan hati. Setiap satu daripada empat alam yang dilalui oleh roh terdapat tiga nama yang berlainan. Allah Yang Maha Tinggi dengan cara ini memegang erat hati para pencinta-Nya, dalam kasih sayang-Nya. Firman-Nya: “Allah tetapkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang tetap di Penghidupan dunia dan akhirat”. (Surah Ibrahim, ayat 27). Kemudian dikurniakan kepada mereka kehampiran-Nya. Dia sediakan pokok keesaan di dalam hati mereka, pokok yang akarnya turun kepada tujuh lapis bumi dan Dahannya meninggi kepada tujuh lapis langit, bahkan meninggi lagi hingga ke arasy dan mungkin lebih tinggi lagi. Allah berfirman: “Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Allah adakan misal, satu kalimah yang baik seperti pohon yang baik, pangkalnya tetap dan cabangnya ke langit . (Surah Ibrahim, ayat 24). Tempat ‘roh perpindahan atau roh peralihan’ adalah di dalam nyawa kepada hati. Alam malaikat berterusan di dalam penyaksiannya. Ia boleh melihat syurga alam tersebut, penghuninya, cahayanya dan semua malaikat di dalamnya. Kalam ‘roh peralihan’ adalah bahasa alam batin, tanpa huruf tanpa suara. Perhatiannya berterusan menyentuh soal-soal rahsia-rahsia maksud yang tersembunyi. Tempatnya di akhirat apabila kembali ialah syurga Na’im, taman kegembiraan kurniaan Allah. Tempat ‘roh sultan’ di mana ia memerintah, adalah di tengah-tengah hati, jantung kepada hati. Urusan roh ini ialah makrifat. Kerjanya ialah mengetahui semua pengetahuan ketuhanan yang menjadi perantaraan bagi semua ibadat yang sebenar-benarnya diucapkan dalam bahasa hati. Nabi s.a.w bersabda, “Ilmu ada dua bahagian. Satu pada lidah, yang membuktikan kewujudan Allah. Satu lagi di dalam hati. Inilah yang perlu bagi menyedarkan tujuan seseorang”. Ilmu yang sebenar-benarnya bermanfaat berada di dalam sempadan kegiatan hati. Nabi s.a.w bersabda, “Quran yang mulia mempunyai makna zahir dan makna batin” . Allah Yang Maha Tinggi membukakan Quran kepada sepuluh lapis makna yang tersembunyi. Setiap makna yang berikutnya lebih bermanfaat daripada yang sebelumnya kerana ia semakin hampir dengan sumber yang sebenarnya. Dua belas nama kepunyaan Zat Allah adalah umpama dua belas mata air yang memancar dari batu apabila Nabi Musa a.s menghentamkan batu itu dengan tongkatnya. “Dan (ingatlah) tatkala Musa mintakan air bagi kaumnya, maka Kami berkata, ‘Pukullah batu itu dengan tingkat kamu’. Lantas terpancar daripadanya dua belas mata air yang sesungguhnya setiap golongan itu mengetahui tempat minumnya”. (Surah Baqarah, ayat 60) . Pengetahuan zahir adalah umpama air hujan yang datang dan pergi sementara pengetahuan batin umpama mata air yang tidak pernah kering. “Dan satu tanda untuk mereka, ialah bumi yang mati (lalu) Kami hidupkannya dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, lalu mereka memakannya”. (Surah Yaa Sin, ayat 33). Allah jadikan satu bijian, sebiji benih di langit. Benih itu menjadi kekuatan kepada kehaiwanan di dalam diri manusia. Dijadikan-Nya juga sebiji benih di dalam alam roh-roh (alam al-anfus); menjadi sumber kekuatan, makanan roh. Bijian itu dijiruskan dengan air dari sumber hikmah. Nabi s.a.w bersabda, “Jika seseorang menghabiskan empat puluh hari dalam keikhlasan dan kesucian sumber hikmah akan memancar dari hatinya kepada lidahnya”. Nikmat bagi ‘roh sultan ialah kelazatan dan kecintaan yang dinikmatinya dengan menyaksikan kenyataan keelokan, kesempurnaan dan kemurahan Allah Yang Maha Tinggi. Firman Allah: “Dia telah diajar oleh yang bersangatan kekuatannya, yang berupa bagus, lalu ia menjelma dengan sempurnanya padahal ia di pehak atas yang paling tinggi. Kemudian ia mendekati rapat (kepadanya), maka adalah (rapatnya) itu kadar dua busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu Ia wahyukan kepada hamba-Nya apa yang Ia mahu wahyukan. Hatinya tidak mendusta apa yang dia lihat”. (Surah Najmi, ayat 5 – 11). Nabi s.a.w menggambarkan suasana demikian dengan cara lain, “Yang beriman (yang sejahtera) adalah cermin kepada yang beriman (yang sejahtera)” . Dalam ayat ini yang sejahtera yang pertama ialah hati orang yang beriman yang sempurna, sementara yang sejahtera kedua itu ialah yang memancar kepada hati orang yang beriman itu, tidak lain daripada Allah Yang Maha Tinggi sendiri. Allah menamakan Diri-Nya di dalam Quran sebagai Yang Mensejahterakan. “Dia jualah Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia…Yang Mensejahterakan (Pemelihara iman), Pemelihara segala-galanya” . (Surah Hasyr, ayat 23). Kediaman ‘roh sultan’ di akhirat ialah syurga Firdaus, syurga yang tinggi. Setesen di mana roh-roh berhenti adalah tempat rahsia yang Allah buatkan untuk Diri-Nya di tengah-tengah hati, di mana Dia simpankan rahsia-Nya (Sirr) untuk disimpan dengan selamat. Keadaan roh ini diceritakan oleh Allah melalui pesuruh-Nya: “Insan adalah rahsia-Ku dan Aku rahsianya”. Urusannya ialah kebenaran (hakikat) yang diperolehi dengan mencapai keesaan; mencapai keesaan itulah tugasnya. Ia membawa yang banyak kepada kesatuan dengan cara terus menerus menyebut nama-nama keesaan di dalam bahasa rahsia yang suci. Ia bukan bahasa yang berbunyi di luar. “Dan jika engkau nyaringkan perkataan, maka Sesungguhnya Dia mengetahui rahsia dan yang lebih tersembunyi”. (Surah Ta Ha, ayat 7) Hanya Allah mendengar bahasa roh suci dan hanya Allah mengetahui keadaannya. Nikmat bagi roh ini ialah penyaksian terhadap ciptaan Allah yang pertama. Apa yang dilihatnya ialah keindahan Allah. Padanya terdapat penyaksian rahsia. Pandangan dan pendengaran menjadi satu. Tidak ada perbandingan dan tidak ada persamaan tentang apa yang disaksikanya. Dia menyaksikan sifat Allah, keperkasaan dan kekerasan-Nya sebagai esa dengan keindahan, kelembutan dan kemurahan-Nya. Bila manusia temui matlamatnya, tempat kediamannya, bila dia temui akal asbab, pertimbangan keduniaannya yang memandunya selama ini akan tunduk kepada Perintahnya; hatinya akan rasa gentar bercampur hormat, lidahnya terkunci. Dia tidak berupaya menceritakan keadaan tersebut kerana Allah tidak menyerupai sesuatu. Bila apa yang diperkatakan di sini sampai ke telinga orang yang berilmu, mula-mula cubalah memahami tahap pengetahuan sendiri. Tumpukan perhatian kepada kebenaran (hakikat) mengenai perkara-perkara yang sudah diketahui sebelum mendongak ke ufuk yang lebih tinggi, sebelum mencari peringkat baharu, semoga mereka memperolehi pengetahuan tentang kehalusan perlaksanaan Ilahi. Semoga mereka tidak menafikan apa yang sudah diperkatakan, tetapi sebaliknya mereka mencari makrifat, kebijaksanaan untuk mencapai keesaan. Itulah yang sangat diperlukan. @Trima kasih kepada sumber

Kamis, 25 Oktober 2012

Apakah karena miskin?

Pagi ini melihat berita di televisi. berita yang membuat hati gregetan sekaligus miris. Balita berusia 2 tahun hanya memiliki berat 3 kg. Presenter menguraikan bahwa keluarga itu adalah keluarga miskin. Jadi secara tidak langsung derita yang dialami balita itu karena kemiskinan. tapi apakah karena keluarga mereka miskin? . tp mengapa Orang tuanya terlihat sehat dan bugar? pasangan suami istri yang masih muda. Menurut saya,kasus tersebut bukan semata2 karena miskin harta. Miskin ilmu dan pengetahuan tentang pemenuhan gizi untuk tumbuh dan berkembang adalah faktor yang utama. orang tua terutama ibu berperan utama dalam hal ini. untuk mendapatkan gizi tidak perlu makanan yang mahal. Aneka sayuran, protein hewani dan nabati, tahu tempe, dsb bisa di dapatkan di sekitar rumah. ibu tersebut tidak perlu beli untuk memenuhi kebutuhan itu. ia dapat memetik dan menanam kapan saja sayuran. Apalagi jika halaman mereka luas tinggal dipedesaan. bukankah di desa kita bisa mendapatkan apa saja dengan mudah?. Mereka juga bisa beternak hewan,itik,ayam dsb. Edukasi tentang makanan yang bergizi di masyarakat miskin sangat penting untuk dilakukan. menginggat akan keterbatasan akses yang mereka miliki. rendahnya pendidikan, minimnya informasi elektrotik dn cetak, mengharuskan kita untuk aktif mengedukasi mereka. pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus berperan serta untuk ini. tentunya peran tetangga,warga sekitar sangat membantu sekali. Tetangga yang mampu sebaiknya juga sadar akan lingkungan sekitarnya. namun dari semua itu yang lebih penting adalah peran pemerintah untuk mengedukasi dan warga aktif dan mau untuk berubah. Jadi tidak ada lagi, balita yang kekurangan gizi atas alasan kemiskinan. Ya secara ironi bisa dikatakan meski hidup miskin tetap harus sehat, minimal sehat raganya. lihat saja masyarakat nelayan, meski terkadang hidup susah dan miskin tapi tetap sehat. Lha gimana tidak sehat lha bisa makan ikan setiap hari. Masyarakat miskin yang lain juga bisa kok..asal kita punya ilmu dan mau untuk berusaha.

Selasa, 23 Oktober 2012

Ceria 2011


BBM oh BBM...



Sejak wacana tentang BBM bersudsidi dan siapa saja yang mengunakannya tentu berimbas pada masyarakat.  Premium hanya boleh digunakan hanya untuk mereka yang benar-benar  golongan masyarakat bawah. Jadi bagi yang bermobil keren dan mobl instansi pemerintah tidak boleh menggunakan premium. Akibatnya alokasi anggaran untuk mobil dinaspun mau tidak mau harus naik juga. Menggingat harga BBM non subsidi yang lebih mahal. Petugas di pengisian bahan bakarpun konsisten menerapkan aturan ini. Bagi mobil plat merah hanya boleh disisi oleh Pertamax. Salut deh… 

Ganti Plat Merah jadi Hitam..
Ternyata fenomena berubahnya warna tidak hanya dilakoni oleh bunglon saja lho. Plat mobil juga bisa berganti. Entah karena alasan apa, apa karena alokasi dana yan kurang atau untuk menghemat ?, plat mobil dinas ini bisa berubah. Sesaat sebelum memasuki pos pengisian bahan bakar, plat cadangan (plat hitam) dipasang mengantikan plat merah. Dan muluslah perjalanan mobil ini mengisi dengan bahan bakar bersubsidi.
Jadi gagalah program pemerintah ini agar mobil dinas tidk mengunakan BBM bersubdisi. Kemudian bagaimana dengn stiker yang ditempel dimobil dinas?. ini juga tidak sulit tentunya unstuck diakali. Tinggal ditempeli ulang dengan stiker yang lain maka bereslah rusannya. 

Fenomena masyarakat yang seperti ini tentu tidak akan membantu pemerintah dalam hal penghematan BBM. Harus ada kesadaran masyakat sendiri tentang pentingnya program ini. Yang menjadi PR adalah bagaimana caranya masyarakat untuk bertidak eperti itu?. Tentu tidak hanya dengan tidak hanya metode temple stiker dan mobil plat merah. Selain semua system yang mendukung, yang lebih pnting bagaimana mengsosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai tentang pentingnya BBM bagi kehidupan selanjutnya untuk masyarakat.

Senin, 22 Oktober 2012

puger

Puger sebagai salah satu wilayah pesisir di perairan Jawa Timur juga memiliki indikasi untuk suatu kondisi overfishing. Hal ini sebagaimana sering dikeluhkan oleh para nelayan Puger, terlihat pada hasil tangkapan yang selalu menurun setiap tahun. Selain itu jangkauan lokasi mencari ikan semakin jauh. Ini berarti terdapat masalah pada ketersediaan jumlah ikan yang ada di lautan. Kondisi demikian tidak aneh lagi jika, pertama, kondisi ekosistem laut di perairan pantai Puger sudah tidak berkualitas lagi. Hal ini, yang disebabkan oleh aktivitas beberapa nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Kedua, semakin banyaknya jumlah armada kapal nelayan serta semakin bervariasinya alat tangkap. Pada tahun 2009 tercatat bahwa jumlah perahu/kapal di kecamatan Puger berjumlah 2365 unit dan produksi sebesar 6518,85 ton, sedangkan jumlah rumah tangga nelayan sebanyak 6608 rumah tangga (Dinaskan Kab. Jember). Dalam kondisi perairan yang demikian nelayan saling bersaing untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Dengan demikian peluang terhadap munculnya konflik di komunitas nelayan tidak dapat terelakkan. Hal ini menginggat laut sebagai tempat bergantung untuk memenuhi kebutuhan hidup nelayan.

Minggu, 21 Oktober 2012

Saran terhadap konflik rumpon nelayan Puger



Berdasarkan hasil penelitian mengenai konflik nelayan non rumpon dengan nelayan rumpon maka terdapat beberapa saran, yaitu :
1.  Perlu adanya pengoptimalan sosialisasi peraturan tentang pemasangan dan pemanfaatan rumpon.
Mengenai sosialisasi kebijakan pemasangan dan pemanfaatan rumpon ini, peneliti melihat kurang adanya usaha sosialisasi oleh Dinas Perikanan dan Peternakan kepada nelayan di pesisir pantai Puger. Minimnya sosialisasi berarti juga minimnya pengetahuan tentang pemasangan dan pemanfaatan rumpon. Minimnya pengetahuan ini memberikan dampak kebingungan dan kesimpangsiuran terhadap kebijakan tersebut maka yang terjadi selanjutnya adalah pertentangan atau konflik diantara nelayan.
2. Perlunya penyelesaian konflik yang lebih komprehensif.
Dalam upaya penyelesaian konflik rumpon ini dirasa masih kurang komprehensif. Hal ini terlihat dari dikeluarkannya surat perintah dari Dinas Perikanan dan Peternakan Jember nomor: 523.11/637/419/2009 yang cenderung mengambil posisi ”aman”. Hal ini terlihat dalam isi surat perintah tersebut, yang berisi sebagai berikut :
SURAT PERINTAH
Nomor: 523.11/637/419/2009
Dasar : 1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor Kep. 30/Men/2004 tentang pemasangan dan pemanfaatan rumpon.
2. Pertemuan formal dan informal yang difasilitasi oleh Pemkab jember untuk menyelesaikan maslah rumpon di Puger
3. Surat Pemberitahuan aksi Dewan Pengurus Lembaga Kelompok Rukun Nelayan nomor 02/vii/2009
Memerintahkan kepada pemilik rumpon yang tidak mempunyai ijin untuk membongkar/memutus rumponnya sendiri-sendiri. 
                                                                                                          Jember, 21 juli 2009
                                                                               Ka. Dinas Perikanan dan peternakan
                                                                                                            Kabupaten Jember                 
Dari isi surat itu terkesan mengabaikan akar dari permasalahan yang sebenarnya. Seharusnya wewenang untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut dinaslah yang bertanggung jawab. Hal ini terlihat dari kata-kata yang menyebutkan bahwa ”Memerintahkan kepada pemilik rumpon yang tidak mempunyai ijin untuk membongkar/memutus rumponnya sendiri-sendiri.” Kalimat yang menyebutkan bahwa rumpon harus diputus sendiri ini jelas tidak membawa pengaruh yang nyata. Karena pemilik rumpon tidak akan memutus rumpon karenan biayanya yang mahal. Jadi surat itu dikeluarkan hanya untuk meredam dari aksi kolektif nelayan non rumpon, agar tidak bertambah anarkis. Melihat masih tumbuhnya konflik laten dalam masyarakat nelayan Puger menunjukkan tidak adanya ketegasan dalam pengambilan keputusan tersebut. Oleh kerena itu perlu adanya penyelesaian yang lebih menyeluruh dan menyentuh akar permasalahan diantara kelompok nelayan. Salah satu cara menangani masalah ini misalnya dengan memberikan bantuan alat tangkap yang disesuaikan dengan armada yang dimiliki nelayan yang tidak memiliki rumpon dan memasang rumpon yang dipasang diperairan laut dangkal. Pemberian bantuan tersebut harus dilakukan dengan baik dan dengan komitmen bahwa bantuan ini untuk kesejahteraan nelayan. Sedangkan untuk pemasangan rumpon perairan dangkal harus juga diatur siapa saja yang bisa memanfaatkannya. Oleh karena itu sebelum rencana itu dilakukan perlu adanya sosialisasi dan antisipasi persoalan apa yang mungkin muncul. Dengan perencanaan yang matang dan melibatkan element dari seluruh nelayan maka hal-hal yang tidak diinginkan (konflik) dapat diantisipasi atau paling tidak dapat ditransformasi pada hal lain.
3. Penambahan tenaga UPTD
Penambahan tenaga UPTD TPI hendaknya perlu dilakukan. Jumlah tenaga UPTD yang ada kurang memadai dengan jumlah nelayan di desa Puger Wetan dan Desa Puger Kulon. Tenaga UPTD yang ada saat harus berada dalam wilayah perikanan budidaya dan perikanan laut. Sedangkan jumlah tenaga yang ada sangat terbatas yaitu 1-3 orang saja. Oleh karena itu perlu adanya penambahan tenaga UPTD, sehingga mereka dapat memainkan perannya dengan maksimal. Selain itu tenaga yang berkualitas dan mengerti tentang komunitas nelayan dan memiliki kesadaran akan arti pentingnya suatu kenyamana dan kejahteraan sangat diperlukan. Kerena karakteristik masyarakat nelayan dengan masyarakat yang lain sangat jelas terlihat. Oleh karena itu perlu adanya sensitivitas tentang karakter suatu komunitas nelayan. Dengan demikian tidak ada lagi kesenjangan yang jauh antara nelayan dengan pemerintah, sehingga proses pengenalan tehnologi baru atau sosialisasi kebijakan kepada nelayan dapat diterima dengan baik.
4. Altenatif usaha untuk nelayan jukung
Perlu adanya penanganan terhadap nelayan perahu jukung terutama jaringan dan pancingan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Karena keberadaan rumpon yang sudah berkembang di wilayah pesisir pantai Puger ini akan terus mengalami perkembanga dan sulit dihilangkan. Oleh karena itu nelayan jukung sebagai nelayan kecil yang tidak memiliki modal yang besar perlu dicarikan alternatif usaha atau solusi untuk menangani masalah mereka. Pemerintah setidaknya memiliki agenda untuk bagaimana mensejahterakan mereka, baik melalui pemberian batuan atau dengan strategi yang lain. Misalnya dengan membuka peluang kerja industri perikanan, seperti pengalengan ikan dalam skala yang lebih besar. Saat ini yang ada di Puger hanya bergerak dalam skala usaha kecil, belum ada yang bergerak dalam skala yang lebih besar. Penggolahan usaha beskala kecil atau rumah tangga ini dirasa masih rentan dan mengantungkan dengan income rumah tangga. Jika seumpama tersedia skala usaha yang lebih besar, maka antisipasi terhadap persoalan yang dihadapi nelayan dapat tertolong dengan bantuan dari berbagai pihak yang ikut bekerjasama dalam usaha tersebut. Sehingga nelayan yang bekerja dalam industri penggolahan ikan dapat bekerja lebih lama atau setidaknya ada sesuatu yang bisa dijadikan pegangan nelayan untuk keberlangsungan hidup mereka.