Sejak wacana tentang BBM bersudsidi dan siapa saja yang
mengunakannya tentu berimbas pada masyarakat.
Premium hanya boleh digunakan hanya untuk mereka yang benar-benar golongan masyarakat bawah. Jadi bagi yang
bermobil keren dan mobl instansi pemerintah tidak boleh menggunakan premium.
Akibatnya alokasi anggaran untuk mobil dinaspun mau tidak mau harus naik juga.
Menggingat harga BBM non subsidi yang lebih mahal. Petugas di pengisian bahan
bakarpun konsisten menerapkan aturan ini. Bagi mobil plat merah hanya boleh
disisi oleh Pertamax. Salut deh…
Ganti Plat Merah jadi Hitam..
Ternyata fenomena berubahnya warna tidak hanya dilakoni oleh
bunglon saja lho. Plat mobil juga bisa berganti. Entah karena alasan apa, apa
karena alokasi dana yan kurang atau untuk menghemat ?, plat mobil dinas ini
bisa berubah. Sesaat sebelum memasuki pos pengisian bahan bakar, plat cadangan (plat
hitam) dipasang mengantikan plat merah. Dan muluslah perjalanan mobil ini
mengisi dengan bahan bakar bersubsidi.
Jadi gagalah program pemerintah ini agar mobil dinas tidk
mengunakan BBM bersubdisi. Kemudian bagaimana dengn stiker yang ditempel
dimobil dinas?. ini juga tidak sulit tentunya unstuck diakali. Tinggal ditempeli
ulang dengan stiker yang lain maka bereslah rusannya.
Fenomena masyarakat yang seperti ini tentu tidak akan
membantu pemerintah dalam hal penghematan BBM. Harus ada kesadaran masyakat
sendiri tentang pentingnya program ini. Yang menjadi PR adalah bagaimana
caranya masyarakat untuk bertidak eperti itu?. Tentu tidak hanya dengan tidak
hanya metode temple stiker dan mobil plat merah. Selain semua system yang
mendukung, yang lebih pnting bagaimana mengsosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai tentang pentingnya BBM bagi kehidupan
selanjutnya untuk masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar